Jika Anda kebetulan bekerja dan ditempatkan sebagai seorang HRD atau salah satu staff HRD, mungkin Anda pernah merasa bahwa pekerjaan sebagai HRD adalah pekerjaan yang paling dianaktirikan sedunia. Banyak orang yang berkecimpung di dunia HRD yang merasa bahwa mereka kurang diapresiasikan atas semua kerja keras yang telah dilakukan untuk seluruh karyawan dan perusahaan tentunya. Namun terkadang ada juga beberapa orang HRD yang seringkali melakukan kesalahan dan berujung pada tingkat fatal. Tidak hanya berdampak pada efisiensi bisnis dalam departemen HRD namun juga persepsi negatif dari divisi-divisi lain dari internal perusahaan.
Karena itulah sebaiknya Anda perhatikan ke-3 kesalahan utama dan paling berbahaya yang seringkali dihadapi oleh seorang HRD. Dengan memahami faktor pemicu terjadinya kesalahan-kesalahan tersebut Anda diharapkan untuk bisa segera mencarikan solusi yang lebih cepat dan bahkan menyadari akan adanya bibit-bibit masalah yang mungkin belum pernah disangka-sangka sebelumnya.
1. Struktur Departemen HRD yang Sangat Buruk
Sebelumnya pernahkah Anda menemukan suatu perusahaan ternama dan cukup memiliki brand terkenal yang memiliki banyak struktur di dalamnya? Ada Manajer HRD, Asisten Manajer HRD, Staff HRD, dan sebagainya. Sesungguhnya bukanlah masalah jika masing-masing mendapatkan peran dan tanggung jawab yang cukup jelas. Akan tetapi sangat banyak kesalahan yang sering dilakukan oleh departemen ini adalah karena ketidakmampuan untuk segera mengidentifikasikan tanggung jawab untuk fungsi sebagai HRD yang berbeda.
Semestinya masing-masing memiliki peran yang jelas seperti siapa yang memimpin jalannya rekrutmen, bagian mana yang bertanggung jawab untuk kompensasi dan benefit karyawan, dan siapa saja yang harus menjalin hubungan baik dengan karyawan? Tentu saja hal ini bukan berarti sebuah departemen HRD membutuhkan orang untuk menjalankan semua fungsinya (karena biasanya justru peran utamanya tersebut tidak dijalankan). Sebuah departemen HRD idealnya memiliki cukup divisi yang bertanggungjawab dengan peran dan jabatannya demi kesejahteraan para karyawan dan perusahaan.
2. Meremehkan Pengaruh Dari HRD
Munculnya peran HRD dimulai sejak pertengahan abad 18 dan 20 dengan meningkatnya proses industri manufaktur yang muncul bersamaan dengan para karyawan yang kehilangan motivasi kerja. Pikirkan hal ini, jika orang-orang HRD memiliki peran layaknya ayah dan ibu dalam keluarga. Bisakah Anda membayangkan jika seorang anak yang tidak memiliki siapa-siapa ketika mereka menghadapi masalah? Itulah rasanya jika sebuah perusahaan tanpa HRD. Tidak akan ada seseorang yang bisa menjembatani permasalahan antara perusahaan dengan orang-orangnya. Jadi jangan pernah berpikir bahwa peran Anda hanya untuk membayarkan gaji karyawan dan mencatatnya. HRD memiliki peran yang jauh lebih penting daripada itu.
3. Mengabaikan Nilai Angka yang Berharga
Big Data. Tahukah Anda bahwa Google pernah membuat semua keputusan HRD nya berdasarkan data dan analis sehingga membuatnya menjadi salah satu perusahaan paling sukses. Anda tidak bisa mengabaikan pentingnya sebuah angka dan big data dalam dunia HRD.
Banyak perusahaan yang masih menggunakan spreadsheets untuk mengelola data karyawan mereka karena kemudahannya mengolah informasi. Namun yang masih belum banyak diketahui bahwa sesungguhnya ada banyak sistem informasi manajemen HRD di luar sana. Perusahaan Anda tentu bisa memanfaatkannya untuk mengelola SDM dengan lebih baik lagi.
Semoga bisa membantu para pembaca sekalian dan salam sukses.
Sumber Utama : http://blog.jobs.id/hati-hati-ini-dia-3-kesalahan-terbesar-dalam-hrd/