Secara garis besar, terdapat tiga tahapan utama dalam pelaksanaan training yang lebih efektif, yaitu :
1. Pre Training (Pra/Persiapan Sebelum Pelatihan).
2. On Going Training (Pelaksanaan Pelatihan).
3. Post Training (Pasca Pelatihan/Setelah Pelatihan).
Diantara ketiganya, persiapan materi sudah termasuk ke dalam tahapan Pre Training. Langkah ini merupakan lanjutan dari hasil pengukuran matrix dan hasil ukur serta sasaran pelatihan yang sebenarnya telah ditentukan.
Sifat dari materi yang nantinya akan disampaikan adalah langsung terhadap sasaran dan harus memberikan pengalaman yang lebih tepat. bahan tersebut tidak harus panjang dan semakin berbelit-belit, agar dapat menciptakan kesan kesungguhan, namun tetap harus tetap menjadi bahan kajian dan latihan bagi para peserta training. Selain itu, penciptaan pengalaman yang tetap akan selalu diingat juga sangat penting agar para peserta dapat mengimplementasikannya dengan lebih mudah.
Formula yang lebih ideal dalam penyusunan materi adalah sekitar 50% teori dan 50% adalah praktek. Keduanya harus tetap seimbang. Sedang untuk sumber, bahan-bahan untuk pelatihan dapat diperoleh dari berbagai kepustakaan, internet dan juga dari pengalaman.
Tidak menjadi hal yang penting tentang darimana materi tersebut didapatkan, akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana mengolah berbagai materi tersebut untuk menjadi lebih tepat untuk disajikan dan semakin tepat sasaran, dimanapun dibutuhkan dari kedua aspek penting di dalamnya, yaitu :
1. Aspek wacana atau teori.
Yang mana teori tersebut harus tersampaikan dengan baik dan lebih efisien serta tidak menjadi sia-sia saat proses penyampaian.
2. Aspek pengalaman.
Dimana materi tersebut juga harus mampu untuk menjadi sebuah pengalaman melalui group discussion role play atau yang sering disebut dengan analisis kasus.
Secara sederhana, proses dalam hal penyusunan materi pelatihan yang lebih efektif dapat dilakukan dengan cara mengikuti poin-poin berikut ini :
1. Lakukanlah pengamatan terlebih dahulu terhadap para karyawan atau target pelatihan, agar dapat menentukan kebutuhan training.
Ketahui hal-hal yang menjadi permasalahan dalam kinerja mereka. langkah ini sebenarnya dapat dilakukan dengan cara penilaian terhadap pekerjaan karyawan sehari-hari atau melakukan konsultasi secara langsung dengan mereka.
2. Buatlah materi menjadi lebih singkat dan jelas yang isinya harus disesuaikan dengan kondisi kerja karyawan serta bagaimana kebutuhan perusahaan.
Teori tersebut tidak seharusnya berupa konsep-konsep yang abstrak karena harus bisa langsung diterapkan setelah training selesai. Oleh karena itu, materi yang nantinya akan disampaikan juga sebaiknya dibuat menjadi semudah mungkin agar bisa dipahami oleh semua peserta.
3. Masukkan berbagai ekspetasi tertentu dari perusahaan terhadap karyawannya dalam penyampaian materi.
Misalnya tentang keahlian khusus yang harus dikuasai oleh para sumber daya manusia perusahaan tersebut. maka, materi yang nantinya akan disampaikan juga harus mengandung pengetahuan yang benar-benar sesuai.
4. Susunlah bahan-bahan pelatihan yang lebih relevan dengan tujuan segala kegiatan serta tuntutan dari perusahaan agar tidak ada waktu yang terbuang menjadi sia-sia.
Selain dalam hal penyusunan materi pelatihan yang nantinya akan dilakukan sedemikian rupa agar menjadi lebih efektif dan bisa benar-benar bermanfaat, maka faktor keberhasilan dari program training tersebut juga kemudian nantinya akan ditentukan adanya dari metode penyampaian.
Banyak orang masih sekedar untuk membuat materi presentasi power point dan secara konvensional menjelaskan secara panjang lebar tentang tujuan dan manfaat dari adanya training karyawan. Hal ini akan bisa terasa sangat membosankan.
Terdapat banyaks sekali pilihan dalam hal metode pelatihan biasanya akan digunakan, seperti contoh :
1. Pelaksanaan Proses On The Job Training.
Biasanya akan diberikan terhadap para karyawan baru. Pelatihan ini sebenarnya lebih simpel dan efektif karena bisa dilakukan oleh para karyawan yang senior. Jadi, perusahaan tidak harus menggunakan jasa training dari pihak luar perusahaan.
Peserta juga dapat secara langsung mengamati, mempelajari dan bertanya saat mereka tidak dapat menjalankan tugas yang telah diberikan. Waktu yang dibutuhkan dalam metode ini sebenarnya bisa sekitar satu sampai tiga minggu tergantung kecakapan dari para peserta trainingnya. Kelebihannya adalah para karyawan baru dapat secara nyata berlatih dan berada dalam lingkup ruang kerja yang sebenarnya terjadi.
2. Demonstrasi.
Seorang leader harus memperagakan bagaimana bekerja yang tepat atau hal baik yang bisa mengubah dari setiap karyawan. Metode ini sebenarnya cukup sederhana dan tentunya dapat dilakukan oleh para pemimpin terhadap para bawahannya.
3. Tersedianya Ruang Kelas/Ruangan Pelatihan.
Proses pelatihan yang lebih efektif agar dapat memberikan kesempatan bagi para pesertanya untuk dapat meningkatkan ilmu dalam suatu ruangan kelas untuk pelatihan tertentunya dengan tujuan para peserta dapat memecahkan berbagai masalah dengan lebih cepat dan bijak.
Groedu Inti Global Inovasi (Groedu Trainer Pengembangan SDM)
Cito Mall – Jl. A. Yani 288 (Bunderan Waru), Lantai UG, US 23, No. 3 & 5 Surabaya.
Hp : Frans : 0818521172 / 031-33311179
Office : 031-21100152
Fast Respon Email : groedu_inti@hotmail.com